Secara fisik, dia berbeda denganku, dia berbadan tegap, tinggi dan tentu saja dia lebih tua dariku, dia kakak kelasku sewaktu SD, masa masa yang indah itu. Tak semuanya indah, tapi menurutku itu indah, salah satunya kenangan bersamanya. Arip.
Pintar bukan berarti menguasai semua mata pelajaran, yah itu menurutku. Aku masih ingat dulu, dia sering sekali bertengkar sehingga tak jarang dia mendapat hukuman dari gurunya dan kemudian dia menjadi teman sekelasku. Selama jadi teman dengannya, yupz dia cukup baik, dia sehoby juga denganku waktu itu yaitu bermain kartu kuartet. Permainan yang sangat sederhana sekali, namun menyenangkan. Aku pernah mengalahkannya sampai kartu kuartet segebog yang dibawanya ludes, kemudian ganti aku yang dikalahkannya.. :haha
Di kelas, dia tak begitu pandai membaca, aku sampai bosan mendengarkan ejekan setiap guru, jika dia maju ke depan kelas disuruh untuk membaca. :ah :ntahlah aku hanya bisa diam.
Disuatu waktu, aku dan teman temanku bermain-main menaiki bangku yang ditumpuk-tumpuk tinggi, dia juga berada didekatku, dan tiba tiba
"brruuaakkk !! " Aku terjatuh, kepalaku nyungsep duluan.. ah,., sialnya aku.. dasar ceroboh diriku.. namun sialnya arip, tangannya pada posisi seperti
mendorongku. Kontan, teman teman segera melaporkan arip ke guru, karena mereka mengira aku didorong Arip sampe jatuh. Dan akhirnya dia disidang di ruang Kepala Sekolah. Sedangkan aku sendiri, aku tidak tau apa yang terjadi padaku. Aku dijemput kakekku untuk pulang. Diperjalanan kakekku marah banget,
mendomel domel tentang arip. Sedangkan aku, aku tak kuasa menahan rasa sakit ini, sambil meringis menutup keningku yang benjol + berdarah. :hoho :nasib
Besoknya Arip mengatakan yang sebenarnya apa yang terjadi...
"Sepurane ya srul, ndek wingi no aku arep nggeret awakmu, tapi awakmu wes ciblok dhisik, yo dadine :hehe " --ma'af ya srul, kemarin tuh aku mau narik dirimu, tapi kamu udah jatuh duluan,,, ya jadinya... --
"owh ngono tho ceritane.. yo wes.. aku yo njaluk ngapuro.. " jawabku
--o gitu to, ceritanya, yaudah.. aku minta ma'af juga ya... -- :lol
Itu terjadi, kalau ngga salah pas kita kelas 4. Dan sa'at aku udah kelas 5 dia menjadi adik kelasku. Dan hal yang aku kagumin adalah, dia tidak minder sama sekali sama teman temannya. sa'at semua teman-temannya yang tidak naek kelas, pada keluar semua. dia hanya bilang...
"gak popo srul, aku gag munggah kelas. Seng penteng aku sekolah, sampek lulus SD, sampek SMP."
-- Gag papa srul, aku ngga naik kelas, yang penting aku sekolah, sampai lulus SD, sampai SMP. --
Dan kemudian aku lulus SD. Aku beranjak SMP kelas 2, dia SMP kelas 1. Di desa kami berdua ikut bela diri.. ampun,, aku selalu kalah pas waktu duel sama dia.. :haduh dan beberapa bulan kemudian aku keluar dari aktivitas desa itu, karena jadwal ujian sekolah makin dekat. Sejak sa'at itu, aku jarang ketemu sama dia.
Hingga kemarin, aku bertemu dengan dia sa'at aku tergesa-gesa karena aku telat masuk kerja. Kenapa telat ? :hehe ketideuran so'alnya :capedeh aku terburu buru, mataku menatap depan, kaki memutar gear sepeda tanapa henti, nafasku mulai tak beraturan, kuabaikan tetasan kringatku :ya'ampun melas banget ya.. :eeaa dan tiba tiba
seseorang mendorongku dari belakang... aku kaget, menoleh..
Rip. Dia tersenyum padaku,
telat ya ? aku meringis. :D
"Rip, enak ya punya motor... ngga capek kayak aku gini" aku coba memulai pembicaraan waloupun,.:haha
"kamu juga bisa kok srul, yang penting kamu niat, juga telaten. Aku aja bisa, kamu seharusnya bisa juga lah.. " sambungnya.
:senang dalam hati aku malu banget. Gue salut banget sama kamu bro :haha Jadi selama ini, aku kurang niat dan ngga tlaten.. ya mungkin ada benarnya. Makasih nasihatnya Rip.
|
Arip. |
25 Desember 2012.