Kau mengingatkan kami..
pada perjuangan ibu kami...
Yang merawat kami, hingga sebesar ini..
Terimakasih ibu...
Ibuku (kami)
Ibu kita Kartini.
*******
dan jawabnya adalah... dan selalu... dia. Ibu.
dan Kenapa ??
Sejak awal, beliau udah menjadi pahlawan bagiku, mulai dari bayi, anak anak, remaja, dewasa, dan sampai sa'at ini. Ibu, sosokmu, tak lepas dari hatiku, tak berani ku membantah kata katamu. Namun kuingat ingat, dulu sekali, kau selalu sabar menerima diriku yang boleh dibilang sangat bandel, keras kepala, egois,... Dan nyatanya, kasih sayangmu, tak pernah goyah sedikitpun, terus mengaliri batu yang ada dihatiku. Dan Batu itu sampai sa'at ini, masih ada. Namun batu itu telah berubah menjadi batu, Batu tekad, keras.. ingin membuatmu tersenyum.
Ibuku Guruku.
Guru -digugu lan ditiru-. Dan setiap kali aku melakukan kesalahan, terimakasih Ibu, mau menegurku. Dan kuingat-ingat lagi dimasa lalu, teguranmu terkadang tak ku hiraukan. Aku tetap menuruti egoku, selalu menepis perkataanmu untuk menutupi egoku.
Tapi selalu, engkau tak henti-hentinya menutupiku dengan selimut sa'at aku tidur. Kesabaranmu tiada batas.
Tak gampang mencontoh semangatmu itu, Ibu.
You're my everything.
*****
Ibu...
Segalanya darimu untukku...
engkau berikan..
dengan penuh ketulusan.
Terimakasih ibu...
Ibuku (kami)
Ibu kita Kartini. modern.
"Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes “Blogger Kartinian” bersama
21BloggerKartini"